Kamis, 03 Desember 2015

Indikator PHBS pada Lima Tatanan




Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Lima Tatanan


Tugas Terstruktur Mata Kuliah Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat







Disusun oleh:
NISA KHOIRULLISANI
G1B014100
KELAS A



KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2015


A.    Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS. Dalam PHBS, ada 5 program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM. Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan dalam menciptakan suatu kondisi bagi kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat secara berkesinambungan. Upaya ini dilaksanakan melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Depkes, 2005).
Manfaat PHBS adalah terwujudnya rumah tangga yang derajat kesehatannya meningkat dan tidak mudah sakit serta meningkatnya produktivitas kerja setiap anggota keluarga yang tinggal dalam lingkungan sehat dalam rangka mencegah timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain, menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain, meningkatkan derajat kesehatan, dan memanfaatkan pelayanan kesehatan, serta mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber masyarakat (Depkes, 2006).
Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. PHBS berada di lima tatanan yakni:
1.      Tatanan rumah tangga
2.      Tatanan sekolah
3.      Tatanan tempat kerja
4.      Tatanan tempat umum
5.      Tatanan institusi kesehatan


B.     Indikator PHBS di Setiap Tatanan
Di atas disebutkan bahwa PHBS mencakup semua perilaku yang harus dipraktikkan di bidang pencegahan dan penananggulangan penyakit, penyehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi, farmasi dan pemeliharaan kesehatan. Perilaku-perilaku tersebut harus dipraktikkan dimana pun seseorang berada di rumah tangga, di institusi pendidikan, di tempat kerja, di tempat umum dan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dijumpai (Kemenkes RI, 2011).
1.      Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di Rumah Tangga yaitu :
a.       Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (dokter kandungan dan kebidanan, dokter umum dan bidan).
b.      Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
Pemberian ASI saja sejak lahir kepada bayi sejak 0-6 bulan. Hal yang perlu diperhatikan adalah untuk bayi kurang dari 6 bulan (1 hari – 5 bulan) diberikan ASI tanpa makanan dan minuman lain kecuali pemberian air putih untuk minum obat.
c.       Menimbang balita setiap bulan
Menimbang balita umur 12-60 bulan secara berkala dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) atau buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) secara berturut-turut dalam 3 bulan terakhir.
d.      Ketersediaan air bersih
Rumah tangga atau keluarga yang menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari (mandi, mencuci dan memasak) yang memenuhi syarat fisik (tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau) yang berasal dari air sumur yang terlindung, sumur pompa, mata air terlindung, penampungan air hujan dan air ledeng. Jarak anatar sumber air dengan tempat penampungan kotoran atau limbah minimal 10 m.
e.       Cuci tangan pakai sabun
Menurut Depkes (2009) cuci tangan pakai sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman.  Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya  pencegahan  penyakit. Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup. Penggunaan  sabun  selain  membantu  singkatnya  waktu  cuci  tangan,  dengan menggosok  jemari dengan  sabun  menghilangkan  kuman  yang tidak tampak  minyak/ lemak/kotoran di permukaan kulit, serta meninggalkan bau wangi. Perpaduan kebersihan, bau wangi dan perasaan segar merupakan hal positif yang diperoleh setelah menggunakan sabun (Taufiq dkk, 2013).
f.       Ketersediaan jamban bersih dan sehat
Rumah tangg atau keluarga yang memiliki jamban yang bersih di rumahnya dan menggunakan jamban sebagai pembuangan akhir.
g.      Rumah bebas jentik nyamuk
Kasus penyakit DBD di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Untuk itu,  perlu adanya upaya pemberantasan nyamuk Aedes aegypti guna memutuskan rantai penularan penyakit DBD. Upaya pembasmian nyamuk Aedes aegypti terutama lebih ditekankan pada tingkat larva yang dilakukan dengan  pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M Plus oleh seluruh  lapisan masyarakat (Sungkar dalam Dinah, 2008).
h.      Makan buah dan sayur
Anggota rumah tangga yang mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari.
i.        Melakukan aktifitas fisik
Aktivitas fisik penting untuk memelihara kesehatan fisik dan mental dan  menjaga kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar. Hasil penelitian yang  dipublikasikan di Jurnal Lancet tahun 2012 menyebutkan jumlah kematian  akibat kurang aktivitas sama banyaknya dengan merokok di seluruh dunia. Studi itu memperkirakan sepertiga orang dewasa tidak cukup melakukan aktivitas  fisik, sehingga menyebabkan 5,3 juta  jiwa kematian tiap tahun. Sama dengan satu dari 10 kematian yang disebabkan oleh penyakit seperti penyakit jantung, diabetes dan kanker payudara dan usus besar.
j.        Tidak merokok di dalam rumah
Setiap anggota rumah tangga tidak merokok dalam rumah. Hal ini dimaksudkan agar tidak menjadikan anggota keluarga lainnya sebagai perokok pasif yang berbahaya bagi kesehatan.

2.      Indikator PHBS di Tatanan Sekolah
PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS, dan  berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapih dengan segala aktifitasnya direncanakan dengan sengaja disusun yang disebut kurikulum.
PHBS di institusi pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan institusi pendidikan. Indikator PHBS di institusi pendidikan/sekolah meliputi: (Depkes, 2008)
a.       Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan menggunakan sabun
Siswa dan guru mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir sebelum makan dan sesudah buang air besar. WHO menyarankan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun karena dapat meluruhkan semua kotoran dan lemak yang mengandung kuman.
b.      Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin
Di sekolah siswa dan guru membeli atau konsumsi makanan/jajanan yang bersih dan tertutup di warung sekolah sehat. Makanan yang sehat mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Makanan yang seimbang akan menjamin tubuh menjadi sehat. Makanan yang ada di kantin sekolah harus makanan yang bersih, tidak mengandung bahan berbahaya, serta penggunaan air  matang untuk kebutuhan minum.
c.       Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban yang memenuhi syarat kesehtan (leher angsa dengan septictank )
Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban yang memenuhi syarat kesehatan (leher angsa dengan septictank cemplung tertutup) dan terjaga kebersihannya.
d.      Tidak merokok di sekolah
Siswa dan guru tidak ada yang merokok di lingkungan sekolah. Timbulnya kebiasaan merokok diawali dari melihat orang sekitarnya merokok. Merokok di lingkungan sekolah sangat tidak di anjurkan karena rokok mengandung banyak zat berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan anak sekolah.
e.       Olah raga teratur dan terukur
Aktivitas fisik adalah salah satu wujud dari perilaku hidup sehat terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Kegiatan olah raga di sekolah bertujuan untuk memelihara kesehatan fisik dan mental anak agar tidak mudah sakit. Dalam rangka meningkatkan kesegaran jasmani, perlu dilakukan latihan fisik yang benar dan teratur agar tubuh tetap sehat dan segar.
f.       Memberantas jentik nyamuk
Kegiatan ini dilakukan dilakukan untuk memberantas penyakit yang disebabkan oleh penularan nyamuk seperti penyakit demam berdarah. Memberantas jentik nyamuk di lingkungan sekolah dilakukan dengan gerakan 3 M (menguras, menutup, dan mengubur) tempat-tempat penampungan air  (bak mandi, drum, tempayan, ban bekas, tempat air minum, dan lain-lain) minimal seminggu sekali.
g.      Menimbang berat badan dan menguru tinggi badan
Kegiatan penimbangan berat badan di sekolah untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak serta status gizi anak sekolah. Hal ini dilakukan untuk deteksi dini gizi buruk maupun gizi lebih pada anak usia sekolah.
h.      Membuang sampah pada tempatnya
Tindakan yang dapat dilakukan untuk menjaga agar lingkungan selalu terjaga dari sampah yaitu guru memberi contoh pada siswa-siswinyauntuk membuang sampah pada tempatnya, menegur dan mensehati siswa yang membuang sampah di sembarangan tempat, mencatat siswa-siswi yang melanggar, membuat peraturan yang isinya tentang pemberian denda terhadap siswa-siswi yang membuang sampah pada tempatnya.

3.      Indikator PHBS di Tatanan Tempat Kerja
PHBS di tempat kerja merupakan upaya memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat. Penerapan PHBS di tempat kerja diperlukan untuk menjaga, memelihara dan mempertahankan kesehatan pekerja agar tetap sehat dan produktif. Manfaat PHBS di tempat kerja diantaranya masyarakat di sekitar tempat kerja menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit, serta lingkungan di sekitar tempat kerja menjadi lebih bersih, indah, dan sehat. Indikator tatanan tempat kerja yaitu:
a.       Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.
b.      Tidak merokok/ada kebijakan dilarang merokok
c.       Olah raga yang teratur/aktivitas fisik
d.      Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar
e.       Menggunakan jamban sehat saat buang air kecil dan besar
f.       Membuang sampah di tempat sampah
g.      Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
h.      Mengkonsumsi makanan dan minuman sehat
i.        Bebas NAPZA (Narkotika, Obat-obatan, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya)
j.        Tidak meludah sembarang tempat (Kemenkes RI, 2011).

4.      Indikator PHBS di Tatanan Tempat Umum
PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum yang ber-PHBS.
Melalui penerapan PHBS di tempat umum ini, diharapkan masyarakat yang berada di tempat-tempat umum akan terjaga kesehatannya dan tidak tertular atau menularkan penyakit. Indikator tatanan temapat-tempat umum :
a.       Menggunakan air bersih
b.      Menutup makanan dan minuman
c.       Mencuci tangan dengan sabun
d.      Menggunakan jamban sehat
e.       Membuang sampah di tempat sampah
f.       Tidak merokok
g.      Tidak mengkonsumsi NAPZA
h.      Tidak meludah di sembarang tempat
i.        Memberantantas jentik nyamuk (Kemenkes RI, 2011).

5.      Indikator PHBS di Tatanan Institusi Kesehatan
PHBS di institusi kesehatan merupakan upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu, mampu, dan mampu mempraktikkan hidup perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan intitusi kesehatan ber-PHBS.
PHBS di Institusi Kesehatan sangat diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencegah penularan penyakit, infeksi nosokomial dan mewujudkan Institusi Kesehatan yang sehat. Indikator ditatanan institusi kesehatan :
a.       Menggunakan air bersih
b.      Mencuci tangan dengan sabun
c.       Menggunakan jamban sehat
d.      Membuang sampah di tempat sampah
e.       Tidak merokok di institusi kesehatan
f.       Tidak mengkonsumsi NAPZA
g.      Tidak meludah di sembarang tempat
h.      Memberantantas jentik nyamuk (Kemenkes RI, 2011).


 

0 komentar:

Posting Komentar